0

Si Anting Putih

New Short Story
14 Januari 2012
14:29

                Pagi yang cerah itu begitu mendukung. Embun - embun nampak berkilau dengan sinarnya. Bunga - bunga segar karena pancaran air hujan semalam. Marshi, tengah bersiap - siap bergegas menuju kampus. Gadis berparas manis, dan berkulit langsat itu berusaha mencari buku - buku yang akan dibawanya. Setiap pagi sudah menjadi kebiasaannya untuk sibuk sendiri dan spontan membuat kamarnya berserakan karenanya. Namun, tidak secara cepat juga dia membereskan semua.
Setelah berpamitan dengan ibu, bapaknya dia berangkat bersama adik tericintanya.
Saat dikampus, dia langsung memarkirkan motornya begitu masuk halaman fakultas. Wajah teman - temannya ceria dan cerah semua. Namun, pandangan menuju Marshi juga begitu aneh. Ada sesuatu yang berbeda dengan sikap mereka.
           ' kenapa sih? Mau buat geer yaa?' tanya Marshi
           ' aku dititipin sama pak satpam tadi, katanya buat kamu Marshi hahaaa' jawab Adel teman  Marshi
           ' ih, pak satpam gak bilang dari siapa gitu?' tanya Marshi
           ' ya ampun Mars, masa iya secret admirer bilang - bliang hahaaa' jawab Dila
                Sontak semua teman - teman Marshi tertawa. Dan Marshi hanya cuek lalu berpaling membuka bingkisan spesial yang entah dari siapa. Ketika perlahan membuka bungkusan kotak kecil magenta  itu, dan akhirnya sepasang anting putih berkilau membuat nya terkesima.
            ' ya ampun, kok bisa orang ini tahu mau aku apa ya, gak pernah cerita sama siapa - siapa padahal. Hhmm'  gumam Marshi.
                 Terbesit dalam hatinya untuk berterima kasih. Namun, tidak ada cara semuanya serba tanda tanya. Usai mengikuti mata kuliah, riuh dan tawa orang - orang ramai. Ada yang berlari, tergesa - gesa dan ada juga yang sambil bercanda. Namun, Marshi sedikit santai. Begitu dikoridor bawah tangga dia terjatuh dengan hebatnya setelah tertabrak seorang laki - laki. Dan saat  itu juga ada Bayu, laki - laki yang jadi impian para gadis dikampus.
                ' ya Allah apa - apaan sih ceroboh banget??' teriak Marshi
                       Bayu dengan gesitnya menolong Marshi, sedangkan laki - laki tadi hanya mencoba menggopoh Marshi supaya bangun. Marshi sempat bingung sejenak, karena selama 2 tahun kuliah laki - laki itu tak pernah lerlihat di fakultasnya atau mungkin Marshi yang tak pernah tahu.
               'Mas, kalo lari jangan disini, tadi itu terdorong berapa meter saya coba? Huh!' bentak Marshi.
             ' Maaf mbak, saya buru - buru' jawab laki- laki itu singkat, lalu pergi meninggalkan Marshi. Bayu yang berdiri dari tadi hanya tersenyum melihat tingkah Marshi.
             ' Terimakasih mas Bayu' kata Marshi lalu berlalu juga.
              ' sama - sama mbak Mars' jawab Bayu
                     Sambil berlalunya Marshi tetap berceloteh. Namun, tiba - tiba ia ingat sesuatu setelah hampir melupakannya. Cepat - cepat dia keparkiran dan menuju pos satpam. Seperti biasa pak Mul begitu biasa disapa, menghalangi motor Marshi untuk singgah sebentar.
                 ' mampir ndoook, sombong bener. Ada yang mau bapak tanyain ke kamu' kata pak Mul.
                'ono opo pak, oh ya kado tadi pagi dari siapa? Gak ada nama?'tanya Marshi.
                ' oh dari,, ada deh. Katanya nanti tanggal 15 mau kasih tahu. Jadi tenang aja' jawab pak Mul.
                ' loh? Kenapa tanggal 15. ini tanggal 2 berarti masih lama dong, ya udah makasih banyak pak' kata Marshi.
                'iya neng sama - sama' jawabnya.
                       Semenjak memakai anting putih itu, kepercayaan dirinya seakan tumbuh. Dia merasa ada kepuasan diri memakainya. Terlebih - lebih banyak hal yang dirasakannya banyak membantu. Setiap hari ada - ada sajakejutan untuknya. Beruntun dan semua sulit ditafsir. Bayangkan saja Marshi diberi satu buku tiap harinya. Judulnya beragam namun, yang pasti semua judul - judulnya menarik dan menghibur diri.

                                                                        ```
                          Siapa dia ? Masih belum terungkap yang bisa Marshi lakukan hanya menerima dan manjalani kehidupan apa adanya tanpa menyibukkan diri dari hal - hal yang sangat aneh seperti ini. Karena, sudah berulang kali dia mencari tahu siapa laki - laki itu tapi tidak juga dapat. Sampailah pada tanggal 15 januari ysng ditunggu - tunggu. Tidak ada petunjuk apapun yang dia terima untuk bisa tahu siapa sebenarnya laki - laki itu.
Dan, semua hal yang biasa terjadi padanya mendadak menghilang. Tidak ada buku setiap paginya, tidak ada hal yang menyenangkan hatinya lgi hari itu padahal sebenarnya hari itu hari jadinya yang ke 20 tahun.
                  ' eh. Eh Din din dapet berapa?' tanya Andi.
                  ' dapet B nih. Eh kamu, eeh andiii kamu berapa?' teriak Dina.
                        Riuh kelas seperti itulah ketika tugas penting dibagikan. Semuanya menggantungkan harapan bisa mendapatkan nilai terbaik "A" namun tak banyak juga yang bernasib baik. Hari mendung dan hujan seolah sudah mengiringi suasana hati yang kalut saat itu. Dan Marshi telah mengira bahwa mata kuliahnya yang satu ini akan benasib buruk. Tiga orang dengan nilai ''C'' termasuk Marshi.
                        Namun, Marshi tetap bersemangat rupanya karena buku motivasi yang selalu ia bawa ada guna juga disaat - saat seperti ini. Biasanya disaat badmood seperti ini ia pergi ke taman kampus yang tidak jauh letaknya dengan danau. Tidak ada teman yang paling dekat denagnya karena Marshi ssendiri sangat cuek dan bersikap netral terhadap semua orang. Baginya semua adalah temannya.  Saat duduk di taman sambil membaca bukunya dengan konsentrasi penuh tiba - tiba handphonenya berdering. 
                 ' halo?' Marshi memulai
                 ' Marshi, apapun yang terjadi saya mencintai kamu sepenuhnya. Percayalah dan terimalah' kata seorang laki - laki dari suata telpon yang tidak diketahui milik siapa.
                ' ah? Kamu salah orang apa? Saya gak tahu kamu bagaimana bisa saya jatuh cinta dengan kamu?' jawab Marshi.
                  ' tidak, sebentar lagi kamu bakal tahu. eSbenarnya selama ini kamu pernah tahu saya tapi kamu tak pernah sadar' katanya.
                 ' kamu yang selalu mengirim buku - buku ini? Terima kasih banyak ya, tapi untuk urusan perasaan saya gak bisa main - main seperti ini. Tidak masuk akal' jawab Marshi.
                  ' tunggulah disana saya datang' kata laki - laki itu.
                 ' tapi.....' jawab Marshi. Namun, tiba - tiba telponnya sudah di tutup. Seolah laki - laki itu memang benar - benar tahu apa yang Marshi lakukan. Marshi sangat gugup sekali, karena baru pertama dia temui laki - laki yang sangat memperhatikannya dan mengerti keadaannya walau tidak secara langsung.
               Setelah sekan lama menunggu tiba - tiba sebuah city car  berhenti dan seorang laki - laki langsung  berlari ke arah Marshi. Wajahnya penuh kecemasan namun penampilannya begitu rapi. Marshi sangat tercengang melihat laki - laki yang selama ini menjadi pengagum  rahasianya. Siapa dia??.
                'Marshi maaf lama' katanya sambil tersenyum malu.
               'kamu.....astagfirullah' jawab Marshi.
               'emang aku setan? Jangan kaget begitu, sekarang aku disini mau denger  jawabannya' katanya.
               'ya ampun Adi, huhuhu mimpi apa sayaa, apa - apaan sih kamu ini jawaban apa?' jawab Marshi.
               ' ya ampun Marshi, happy birthday ya, ayo aku mau denger ocehan kamu dulu hhee :) ' kata Adi sambil berccanda.
                    Siapa dia kini terjawab sudah. Marshi masih flashback apa yang terjadi waktu SMA dulu saat Adi Kusumajaya, seorang yang cuek, pintar, jarang bergaul dengan cewek manapun juga jadi tak salah banyak gadis - gadis di sekolah mengimpikannya termasuk Marshi. Marshi berpikir tidak ada jalan lain selain akrab dengan teman - teman Adi saja, karena itu mereka kadang sempat berbincang sebentar juga. Menanti dan menanti adalah yang bisa Marshi lakukan. Tapi ternyata sekarang? Pasti ini kado spesial Marshi setelah bertahun - tahun lamanya.
                ' Adi, maksud kamu apa semua ini?' kata Marshi nada kesal.
                 ' Aku takut Marsh, kamu nanti menjauh kalo aku langsung bilang, masalahnya kita gak pernah ketemu lagi semenjak semester satu lalu. Intinya aku rindu banget waktu itu sampe detik ini. Akhirnya aku sampaikan juga. Sejujur - jujurnya aku cinta denganmu' ungkap Adi.
                ' aku mau kamu tahu juga kalo aku suka sama kamu itu sejak SMA. Tapi kamu itu gak pernah respon. Sampe sekarang yang aku pikirin cuma kuliah dan kuliah, sakit sih menanti tapi bertepuk sebelah tangan waktu itu.' ungkap Marshi juga penuh rasa sedih.
                         Suasana saat itu menjadi hening dan satu sama lainnya diam. Tak ada ekspresi dai Adi dan juga Marshi. Semua seolah tak sesuai rencana. Dan tiba - tiba Marshi beranjak pergi. Tanpa sepatah kata terakhir untuk Adi. Adi juga tak beranjak menyusul Marshi. Dan Marshi pun sudah tak terlihat lagi meninggalkan Adi. Setelah beberapa menit kemudian, rupanya ada sau anting putih yang tergetak disamping Adi tempat Marshi duduk sebelumnya. Rupanya Marshi sengaja meninggalkannya. Wajah Adi kembali ceria dan seakan mengerti maksud Marshi. Adi lalu bergegas pulang dan membawa anting putih pemberiannya untuk berpikir rencana selanjutnya.
                           Hari demi hari tanpa ada kabar dari Marshi dan orang suruhan Adi pun sudah sekian lama gagal melihat Marshi. Adi mencoba menghubungi Marshi pun gagal juga. Marshi menghilang!. Adi hanya pasrah dengan keadaan ini, setelah dia sendiri yang mencarinya hasilnya juga gagal. Entah apa yang harus Adi lakukan.
                                                              ```
                            Sebulan seteah libur semester berakhir. Aktivitas mahasiswa juga kembali normal seperti biasa. Semuanya tampak siap untuk menghadapi semester selanjutnya. Begitu juga dengan Adi. Liburannya hanya di isi dengan mempostingkan cerpen karyanya dan sekaligus mencari Marshi. Adi begitu kaget ketika tiba - tiba telponnya berdering dengan panggilan tanpa nama. Lagsung saja oleh Adi menjawab telpon tersebut.
                     'assalamualaikum, halo?' sapa Adi.
                    'waalaikumsalam, Adi kamu dimana? Mau ketemu kamu' kata suara diseberang.
                    'maaf  mbak siapa?' tanya Adi.
                          Tut tut tut tut, suara telponnya terputus. Wanita itu langsung menutup telponnya. Dan tidak ada jawaban juga ketika Adi menelponnya kembali. Tiba - tiba seorang perempuan menghampirinya tanpa ia tahu itu siapa.
                     'mas Adi ya? Saya mas yang telpon tadi' kata nya.
                     ' maaf mbak siapa dan ada perlu apa?' tanya Adi singkat.
                     ' gini loh mas, katanya mas ini berbakat sekali dalam pemotetraan. Saya mau mas bantuin saya ngambil gambar. Jadi istilahnya saya bayar jasa mas gitu, mau gak?' kata wanita itu.
                    ' oh, boleh mbak. Tapi tahu darimana ya nomor handphone saya?' tanya Adi.
                    ' kamu gak perlu tahu deh yang pasti saya butuh nih jasa Mas' jawab wanita itu.
                    ' oke sip deh mbakv' jawab
                          Fotografer adalah profesi sampingan Adi. Karena hobinya itu tidak pernah tertuangkan kecuali jika saat - saat dibutuhan seperti ini oleh karena itu, Adi sangat antusias sekali menerima penawaran ini. Perbincangan masih dilanjutkan hingga keduanya sepakat untuk tempat dan harinya. Adi tidak memikirkan hal lain selain bisnis yang sangat menguntungkan ini. Tidak akan ia sia - siakan kesempatan ini.
                                                                           ```
                 'siap ya, satu, dua, tiga, oke sekali lagi' Adi sedang mengambil gambar. Suasananya taman tersebut tampak begitu indah. Sudah lama ia menginginkan saat - saat seperti ini, dan akhirnya tercapai juga. Tapi, ia lupa sesuatu, kalau ternyata Adi berulang tahun. Hingga malam menjelang dan pemotetran selesai. Satu persatu orang - orang bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Transaksi pembayaran sudah usai pula dan Adi hendak pulang. Taman tersebut lebih indah malam hari dan banyak orang ramai berkumpul disana. Tiba - tiba banyak orang berlarian ke arah Adi dan menerobos melewati Adi. Adi sangat kaget dan karena herannya matanya tak habis mengikuti arah berlari mereka. Dan tiba - tiba....
                       ' happy birthday......' kata seorang perempuan dengan sebuah cake kecil dengan lilin yang menyala.
                      ' ah.. astagfirullah' kata Adi kaget dan tercengang.
                      ' maaf baru ngucapin sekarang, aku kangen sama kamu hehe' canda Marshi.
                     ' Ya Allah Marshi, kamu kemana aja? Aku cari - cari kemana kamu ha?' nada kesal.
                      ' aku liburan ke luar kota dan handphone ku rusak. Jadi susah dihubungin. Maaf ya? Tapi kamu cari aku ya? Heehe' jawab Marshi tenang.
                     ' kamu kan DPO nya aku hehe' kata Adi sambil mencubit pipi Marshi.
                     ' ha,, tapi ini aku di depan mata kamu' kata Marshi.
                            Adi mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, lalu memasangnya di telinga Marshi. Dan Marshi kaget lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya dan ikut memasangnya juga di telinga. Anting putih itu tampak berkilau terkena cahaya lilin itu.
                    ' kamu ucapkan permohonan sebelum meniupnya' kata Marshi.
                    ' oke, ya Allah hamba mohon jadikan orang dihadapan saya ini sebagai paendamping hidup saya selamnya. Amin' ucap Adi sambil meniup lili.
                   ' amin' Marshi tersenyum malu.
                   ' alhamdulillah kamu mau Marshi?' tanya Adi penuh harap.
                   ' gak mau, gak mau kalo bukan sama kamuuu' Teriak Marshi sambi berlari riang.
                  ' alhmadulillah ya Allah, Marshi tungguu' Adi menyusul.


                                           TAMAT

0 komentar:

Back to Top