0

Cerpen

MAAF CINTAKU TERLAMBAT

Suatu ketika sseorang perempuan bernama ‘Kaanah’ tampak meliahat – lihat sebuah rumah putih yang selalu tampak sepi. Ternyata dia tak sekedar melihat, melainkan ada seseorang yang dikenalinya tinggal di dalam rumah itu. Sepanjang hari sepulang kerja dilewatinya jalan itu karena letaknya tak terlalu jauh dengan rumahnya berharap laki – laki itu muncul lalu menyapanya.

Kanaah : “ hmm saya rindu, tapi kenapa belum juga ditakdirkan bertemu. Sudah lama tak saling tegur “ gumamnya. 

Kenapa?? Sudah sekian lama Kanaah tak menyapanya, terakhir di saat wisuda berlangsung, setelah itiu tidak lagi. Dan selama itu juga dalam hatinya hanya dia. Dia adalah Ardian. Laki – laki sederhana yang begitu dewasa pembawaanya. Yang Kanaah tahu, Kanaah begitu menyayangi Ardian. Tapi dia juga tak pernah merasakan respon yang sama darinya. Pernah tersirat kabar, Ardian memendam rasa yang sama untuk Kanaaah, tapi mengapa tak terungkap?.
“Sudahlah, mungkin memang dulu itu dia tidak suka sama aku, sampai ssekarang mungkin..” Namun Allah swt mengijinkan takdir mereka bertemu suatu waktu.
Kanaah : Subhanallah, Ardian ? dia kerja disinikah ya Allah? Ah coba ku tegur..Assalamulaikum?
Ardian : Waalaikumsalam mbak
Kanaah : ingat tidak dengan Kanaah?
Ardian : Oh kamu ? iya
Kanaah : alhamdulillah ,,
Ardian : permisi dulu …#berlaluu
Dalam  hati Kanaah girangnya bukan main. Tapi tak semenit pun dia diam tapi berpikir. “ begitukah cinta yang harus ku dapat? Bahkan kabar pun tak ditanyanya lalu berlalu tanpa salam?. Mengapa takdir bertemu tetap ada? Ridho kah Allah ?sedih nya bukan main hati ini “ rintihnya. Dan sepanjang berlalunya Ardian pun berpikir “ Alhamdulillah, saya bertemu dengannya. Betapa indah hari ini.. tapi betapa jahatnya saya ? saya acuhkan lalu berlalu begitu saja, saya belum memiliki keberanian mengatakan sepatah kata “

            Waktu berlalu, walau demikian Ardian dan Kanaah pun tetap begitu. Yang sebenarnya hati keduanya sama namun tak terpautkan oleh waktu. Hingga suatu ketika,,
            Kanaah : hai,,
            Ardian : iya?
            Kanaah : gak berubah ya?, kenapa masih tetap acuh ? sampai kapan ?
            Ardian : entah ? #acuh
            Kanaah : kenapa tak coba mencintai seseorang ?
            Ardian : Apa pentingnya?
            Kanaah : mungkin dengan begitu ksmu bisa lebih care dengan orang lain?
            Ardian : oh
            Kanaah : hhmm, tak adakah seorang wanita dalam hatimu?
            Ardian  : Ada..
            Kanaah : Siapa?
            Ardian  : Sudah, lebih baik pergi,  saya sibuk ga lihat ? intinya dalam hati saya tidak ada kamu.
            Kanaah seolah ditusuk setitik jarum dalam hatinya, kecil namun begitu dalam dan menyayat hati. Kanaah hanya melontarkan senyum manisnya lalu berlalu. Dan Ardian pun bagai terasuk setan tersadar dengan terkejutnya kata –kata yang dilontarkannya barusan.  Dan takdir pun seolah tahu perasaan Kanaah. Keduanya terpisah karena Kanaah di terima study ke luar negeri, tanpa sepatah katapun ia tinggalkan untuk Ardian. Dan Ardian hanya mampu menyesali kalimat terakhir sewaktu itu.
            Perasaan Kanaah pun tak berubah walau pun sikapnya begitu acuh namun sebenarnya berat untuknya meninggalkan Ardian, tapi kenyataan pernyataan Ardian sudah meruntuhkan hatinya. “ Dan inilah takdir, cintamu hanyalah dunia bagiku. Nampak namun tak nyata. Semu lagi menghanyutkan dan kini biarlah ku hanyut melupakanmu..” ucap Kanaah. Dan semenjak itu dia benar – benar melepaskan diri dari bayang Ardian.
             Dan Ardian pun tak hentinya menyesali. Sepanjang hari ia hanya melamunkan perkataan terakhirnya pada Kanaah. Kini cinta yang dimilikinya juga tinggallah duka. Seharusnya jika pun ia berani, cinta itu juga tak menjadi duka baginya dan juga orang lain. Namun, pahit yang ia ucapkan justru menyakitkan hatinya sendiri. Dantakdirpun tak lagi berpihak padanya.

# katakana cintamu, katakana saja papun yang terbaik yang kamu bisa. Sebelum waktu tak memberimu kesempatan kedua bahkan sekian kalinuya. Hingga cintamu justru menjadi duka bagimu dan orang yang kamu cinta. 

0 komentar:

Back to Top