Kita bertemu,, bertemu dibatas maya
Yang kadang membuatku bodoh menunggu,,
Yang kadang membuatmu salah mengarti
Sebenarnya apa ini??
Mayaku Mayamu selalu begitu, seandainya bukan
Lalu kapan nyata kan semua nya?
Lalui batas diri diruang semu tak beralih
Tak sedikitpun dilewatkan lingkar maya yang menjadi warna mimpi -mimpi
bayangmu,
Hanya bisa mengukir hingga waktu membangunkanku ditengah tidur bayang maya
Inginkan kau bertanya padaku dimana keberadaan nyataku
Inginkan kedipan ini tak berupa khayalan kesia - siaan
Membodohkan waktu yang kian menyudutkan hati ini..
ditengah - tengah maya, ya Tuhan
jangan pertemukan jika hanya akan jadi mimpi selamanya,
Salah jika kami berharap setelahnya.
by : PM
0
Sikap Guru terhadap Siswa Remaja
:
Masa remaja merupakan masa transisi siswa dari masa kanak
– kanak menuju masa dewasa. Banyak tantangan yang dihadapi oleh seorang guru
dalam melewati masa – masa ini. Karena siswa masih dalam tahap pencarian jati
diri sehingga sering mengalami gejolak pribadi yang tidak menentu. Emosional
dan psikologinya juga sangat bergantung terhadap lingkungan sekitarnya.
Biasanya masa – masa ini lebih banyak terjadi pada saat masa SMP atau SMA. Pada
masa ini juga siswa sedang berkembang untuk menjadi pribadi yang matang dan
mandiri, karena penting bagi mereka pada masa ini untuk memikirkan kelanjutan
masa depannya. Sehingga diperlukan bimbingan dan arahan dari gurunya masing –
masing. Oleh karena itu, kita sebagai guru yang pernah melewati masa remaja
juga harus pandai memahami apa yang sebenarnya mereka inginkan dan mereka
perlukan, karena memang masa remaja sangat rentan perkembangannya.
Masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) terdapat
beberapa fase (Monks, 1985), fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 1-0
tahun), remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun) masa remaja
akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun) dan di antaranya juga terdapat fase
pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah
tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya.
Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun
sampai dengan 16 tahun dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Bisa
diperkirakan bahwa [ada umur tesebut siswa lebih banyak menhabiskan waktunya
disekolah, dan sangat disayangkan bila ternyata siswa dihadapkan dengan
lingkungan sekolah yang suasananya tidak kondusif sekali bagi perkembangan
pribadi siswa itu sendiri. Dan bisa terlihat dengan jelas sekali bagaimana
siswa kita tersebut dengan perkembangannya pada masa remaja. Sehingga
diperlukan sekali peran guru sebagai orang kedua di sekolah, karena peranan
kita merupakan tanggung jawab besar yang diberikan oleh orang tua kepada kita
akan dibentuk seperti apakah murid kita.
Guru haruslah memahami setiap perubahan yang dialami oleh
murid – muridnya. Apapun yang menjadi kegiatan murid merupakan sorotan bagi
guru untuk bisa meninjau dan menilai setiap perubahan yang dialami oleh
muridnya.Namun, sudah seharusnya bahwa diperlukan pemahaman yang berlandaskan
ilmu sosial, psikologi dan moral karena kita tidak begitu dengan mudahnya
memutuskan kesimpulan terhadap sikap siswa yang berkaitan dengan
perkembangannya sebagai remaja. Karena sebenarnya perkembangan psikis murid
kita lebih besar dipengaruhi oleh lingkungan termasuk dari kita sebagai guru,
sehingga perlu bagi guru untuk bisa melakukan kontak jiwa terhadap muridnya.
Suasana yang diciptakan juga harus lebih transparan dan nyaman karena dengan
ini kontak jiwa yang diinginkan dapat tercapai dengan mudah. Karena murid telah
nyaman bersama kita, dengan begitu siswa akan terbuka terhadap masalah –
masalah yang dialaminya sehingga pemikiran kita mampu mengiringi perkembangan
psikologi yang membuat hari – harinya bergolak.
Namun terlepas dari peran guru, juga terdapat pengaruh
besar lainnya yang juga mengikuti perkembangan murid – murid kita, yaitu peran
orang tua, teman sebaya dan juga segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas
murid. Dari kesemua dukungan, peran keluarga merupakan peran utama yang
diperlukan oleh murid selama masa remajanya. Karena keluarga yang paling
mengetahui mengenai dirinya secara lebih dan akan lebih mudah memahami
keinginan anaknya ketimbang guru di sekolah. Dan peran guru di sini juga
terbantu jika adanya hubungan yang baik antara orang tua murid. Karena
keterbukaan terhadap permasalahan murid juga tidak datang hanya dari murid
tersebut saja tetapi juga dari berbagai kalangan termasuk keluarga.
Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk dapat mendidik
anak muridnya untuk memiliki kepribadian dan moral yang baik. Guru sebagai
mediator dan fasilitator terhadap hal ini selain itu juga, guru sebagai
inspirator artinya bahwa guru merupakan sosok yang ditiru dan menjadi objek
utama dari siswanya. Sehingga tidak mengherankan jika kepribadian itu sendiri
haruslah dimulai dari gurunya lebih dahulu. Selain itu juga, sekolah juga
haruslah mengkondusifkan lingkungan yang baik untuk mendukung pembentukan karakter yang baik
terhadap siswanya. Karena jika lingkungan pun baik maka murid – muridnya juga
akan mengiringi lingkungan yang ada.
Langganan:
Postingan (Atom)